Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun Lebih Agar Aktif


Setiap anak memiliki porsi bermainnya sendiri, beserta dengan keaktifan dan kreativitasnya. Oleh karena itu, cara mendidik anak usia 2 tahun lebih juga harus sesuai dengan hal seharusnya mereka lakukan. Anak di usia ini cenderung masih memiliki ras apercaya tinggi terhadap apa yang dilihat, di dengar dan diperintahkan orang lain. jadi ketika anak melakukan salah, orang tua tidak perlu memarahi anaknya secara parah dan sangat keras. Karena anak di usia ini masih mudah di atur. Bicara dengan baik smabil bercanda tepi tetap dipercaya dan di dengarkan oleh anak sudah cukup untuk membuatnya mengerti bahwa yang dilakukan adalah salah. Jangan lupa sertakan alasan mengapa hal yang dilakukan tersebut salah, untuk melatih daya berpikir anak.

Usia Tumbuhnya Kecerdasan Anak

Biasanya juga cara mendidik anak usia 2 tahun lebih ini dapat dilakukan melalui banyak hal misalnya sering-seringlah ajak anak bermain, sesuai dengan jenis kelaminnya. Jika perempuan ajak anak memasak sambil bermain, jika laki-laki ajak anak bermain sejenis robot-robotan atau mobil-mobilan yang sesuai dengannya. Mengapa permainan sangat berpengaruh untuk anak? Karena permainan juga dapat membantu anak berimajinasi tentang dirinya, sehingga memang permainan dapat membentuk mental serta kepribadiannya. Jika bisa, pada anak usia ini jangan dulu diberitahu tentang hal yang menyeramkan atau permainan yang tidak seharusnya dimainkan. Karena sangat banyak kasus anak perempuan yang pribadinya menyerupai laki-laki akibat dari salah mainan.

Dunia Bermain Anak

Memang sangat rentan sekali anak di usia ini, karena juga pola berpikir mereka sudah mulai berkembang untuk memikirkan banyak hal rumit sehingga rasa keingintahuannya juga lebih besar. Orang tua harus benar-benar tahu tentang didikannya sesuai dengan porsi usianya. Pengawasan penuh terhadap pola makan, bermain dan apa yang dibutuhkan juga akan sangat penting bagi anak yang bisa mempengaruhi pola pikirnya kedepannya. Anak yang tidak mendapatkan haknya akan merasa bahwa dirinya tidak memiliki apa yang anak lain punya dan ini sangat mengganggu perkembangannya.