Fakta Unik Tentang Sungai Ciliwung, Kamu Wajib Tahu


Ciluwung merupakan sungai yang paling panjang dan mengaliri beberapa kota mulai dari DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok dan sekitarnya. Keberadaan sungai ini tentunya memberikan dampak untuk masyarakat, terutama banjir yang seringkali terjadi. Panjang aliran utama sungai ini sekitar 120 km dan memiliki luas 387 km. Selain besar dan panjang, ternyata Sungai Ciliwung juga memiliki fakta fakta unik yang bisa kamu telusuri. Simak ulasannya berikut.

Fakta Menarik Ciliwung, Sungai Panjang Di Jabodetabek

  1. 11 November Sebagai Hari Ciliwung

Tanggal 11 November telah ditetapkan menjadi Hari Ciliwung. Dimana deklarasi tersebut dilakukan Komunitas Pegiat Penyelamatan Ciliwung di tahun 2012 silam. Penentuan ini sebenarnya dimulai tahun 2011 di tanggal 11 November karena ditemukan dua kura kura bulus. Dan dengan penemuan ini semakin menjadikan komunitas tersebut semangat, karena masih ada endemik yang perlu dijaga kelestariannya. Barulah setahun kemudian ditentukan sebagai Hari Ciliwung.

  1. Air Ciliwung Sebagai Kebutuhan

Di tahun 1689 silam, air sungai ini begitu bersih dan bening sehingga bisa dikonsumsi. Penduduk sekitar bantaran juga memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, di sekitar bantaran tumbuh banyak bambu. Dimana bambu mampu untuk menyimpan cadangan air dan terjadi hingga tahun 1960an. Sekarang airnya sudah berubah dan tidak bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

  1. Mendapat Julukan Ratu dari Timur

Di masa penjajahan Belanda, sungai ini dikenal dengan kejernihannya. Dan hal ini menjadikan Sungai ini mendapatkan julukan sebagai Ratu dari Timur. Pemerintahan Belanda pada saat itu terpukau dengan sungai Ciliwung ini. Sistem kanalisasi Ciliwung pada masa itu sangat indah. Bangunan bergaya Eropa di kanan kiri lengkap dengan barisan pohon kelapa membuatnya memukau. Banyak pujian yang disematkan untuk sungai satu ini.

  1. Terdapat Banyak Hewan Yang Tinggal

Di sungai ini terdapat 270 jenis ikan endemik yang bisa dijadikan sumber konsumsi. Namun kini jumlahnya hanya tersisa 20 jenis saja. Dimana jenis ikan tersebut bisa ditemui di aliran daerah Bogor dan Cianjur. Untuk hewan selain ikan, terdapat kupu kupu raksasa, bulu hingga ular sanca di bagian bantarannya. Sementara di muara ada kucing bakau, buaya, berang berang dan burung bangau. Namun kini hanya tersisa ular, musang dan sedikit ikan saja.

  1. Air Ciliwung Makin Terancam

Bukan hanya hewan hewan yang sudah mengalami kepunahan, keadaan airnya juga mulai terancam. Ketika musim panas akan semakin surut, dan mengalami banjir saat musim hujan. Alirannya semakin hari semakin kotor dengan debit yang makin berkurang. Pencemaran memang menjadi masalah serius yang dialami sungai satu ini. Permasalahan ini diduga disebabkan pembangunan di Jakarta, Bogor dan Depok terjadi secara masif.

Keberadaan Sungai di setiap daerah dahulunya menjadi mata air untuk masyarakatnya. Namun kini tidak banyak sungai yang airnya masih bisa dimanfaatkan untuk sehari hari. Adanya pembangunan dan kesadaran untuk tak mencemari sungai belum juga terjadi peningkatan. Padahal jika tidak menjaga sungai dengan baik, maka bencana seperti banjir menjadi ancaman.