
Kejang mendadak pada anak merupakan salah satu kondisi yang paling membuat takut setiap orang tua di dunia ini. Ketika anak kejang maka berbagai pikiran negatif akan menghantui benak anda. Hal ini sangat wajr karena ketika anak sedang mengalami kejang maka mata akan melotot, badan kaku, terguncang, lidah tergigit dan kondisi ini memang sangat menyeramkan, terutama untuk orang tua yang tidak berkecimpung di dunia kesehatan. Sebenarnya tidak semua kejang ang terjadi akan membahayakan nyawa, namun sebagai orang tua anda wajib mengetahui penyebab anak kejang mendadak agar bisa memberikan pertolongan yang tepat.
Kejang merupakan bagian gangguan aktivitas listrik yang terjadi di otak. Kondisi ini biasanya akan ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali dan disertai hilangnya kesadaran. Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa adanya penyakit pada otak dan kondisi lain yang bisa saja memengaruhi fungsi kerja otak. Pada beberapa kasus, kondisi kejang tidak selalu disertai dengan tubuh yang bergetar tidak terkendali dan justru ditandai dengan gejala berupa tatapan mata yang kosong. Kondisi kejang biasanya akan berlangsung singkat sekitar 30 detik sampai dengan 2 menit. Namun ketika kejang sudah berlangsung selama lebih dari 2 menit maka sudah termasuk dalam kondisi gawat darurat dan harus segera mendapatkan penanganan medis secepatnya.
Beberapa Penyebab Terjadinya Kejang Pada Anak
Kondisi kejang mendadak yang terjadi pada tubuh anak disebabkan oleh sel-sel saraf neuron yang ada di otak membuat, mengirim, dan menerima impuls listrik yang akan memungkinkan sel-sel saraf otak untuk berkomunikasi. Apapun yang mengganggu jalur komunikasi ini akan menyebabkan gangguan listrik yang secara tiba-tiba dan tidak terkendali di otak. Untuk usia anak, kejang biasanya dialami oleh bayi usia 6 bulan hingga 5 tahun. Biasanya kondisi ini sering disebabkan oleh kenaikan drastis suhu tubuh pada anak. Namun, kondisi ini bukan hanya disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh saja, berikut ini beberapa penyebab anak kejang mendadak yang perlu anda ketahui :
- Infeksi otak (ensefalitis).
- Pasca terjadinya cedera kepala.
- Tumor otak.
- Gangguan kadar elektrolit tubuh.
- Kadar gula dalam darah rendah.
- Demam tinggi.
- Dampak imunisasi.
- Faktor genetik.
Untuk mengetahui penanganan yang tepat, sebaiknya ketika anda menjumpai anak anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan diatas segeralah mengunjungi dokter atau penyedia layanan kesehatan terdekat.