
Operasi usus buntu merupakan prosedur bedah yang bertujuan untuk mengangkat bagian usus buntu yang mengalami infeksi dan peradangan. Usus buntu atau apendiks adalah organ yang memiliki bentuk seperti kantong tipis dan menempel pada bagian usus besar. Apendiks yang mengalami peradangan menjadi tempat dimana bakteri dapat berkembang biak. Peradangan dapat menimbulkan nanah pada bagian usus dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke seluruh bagian perut. Jika seseorang mengalami penyakit ini, penanganan dilakukan dengan cara operasi. Operasi harus dilakukan guna menghindari apendisitis. Gejala yang umum terjadi adalah rasa sakit pada bagian perut. Rasa sakit akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Sebelum operasi dilakukan, penderita dapat melakukan serangkaian pemeriksaan yang diperlukan. Pemeriksaan darah menjadi salah satu jenis pemeriksaan guna mengetahui apakah terjadi infeksi pada usus atau tidak. Pada pemeriksaan ini, kandungan jumlah leukosit atau sel darah putih menjadi jenis darah yang mendapatkan banyak perhatian. Tes urin menjadi pemeriksaan lain yang harus dilakukan sebelum penderita melakukan operasi. Tes dilakukan guna mengetahui kemungkinan timbulnya penyakit lainnya seperti batu ginjal dan infeksi pada saluran kemih. Jenis pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah USG. Pemeriksaan jenis ini sangat penting dilakukan agar kita dapat mengetahui kondisi terakhir dari apendiks.
Operasi yang dilakukan pada penderita usus buntu dibagi menjadi dua jenis, yakni laparoskopi dan bedah terbuka. Operasi dengan bedah terbuka merupakan jenis operasi standar usus buntu. Ketika melakukan operasi ini, dokter akan menyayat perut bagian kanan bawah sepanjang 5 hingga 10 cm. Usus buntu yang mengalami masalah kemudian akan diangkat melalui sayatan yang telah dilakukan sebelumnya. Laparoskopi menjadi jenis operasi yang modern tanpa menggunakan sayatan berukuran besar selama melakukan operasi. Untuk melakukan operasi tersebut, dokter hanya perlu membuat sayatan berukuran kecil dan memasukkan alat laparoskopi melalui sayatan yang dibuat. Ujung laparoskopi dilengkapi dengan kamera dan instrumen bedah. Dokter nantinya akan mengangkat usus yang bermasalah dengan panduan gambar yang dihasilkan oleh laparoskopi.