Sejarah Masjid Raya Medan


Dari sejarah Masjid Raya Medan pertama kali dibangun sampai saat ini belum pernah melalui renovasi, bentuk masjidnya tidak sama dengan masjid pada umumnya.

Masjid Raya Al Mashun dikenal dengan nama Masjid Raya Medan yang memiliki luas bangunan sekitar 5000 m2 di atas lahan tanah seluas 18.000 m2. Sejarah Masjid Raya Medan merupakan peninggalan seorang Sultan Deli di Sumatera Utara yaitu Sultan Ma’Moen Al Rasyid Perkasa Alam di tahun 1873-1924 yang sangat monumental dengan nilai sejarah yang tinggi.

Dibuat dengan bahan-bahan import dari negara Italia sampai sekarang ini bangunannya belum pernah direnovasi.

Sejarah Masjid Raya Medan

Masjid Raya Medan dibangun oleh Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam, Sultan Deli kesembilan.

Lokasi masjid berada di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara. Ketahuilah pembangunan masjid ini memakan waktu selama 3 tahun sejak tanggal 21 Agustus 1906 sampai 19 September 1909. Saat ini Masjid Raya sudah berumur lebih dari 1 abad yang menjadi salah satu bangunan tertua di kota Medan.

Bahan bangunan yang digunakan untuk mendekorasi masjid ini buatan dari Italia, sebagai masjid yang paling indah dan terbesar di Sumatera Utara Masjid Agung terlihat megah dan mengagumkan bagi banyak orang dilihat dari bentuknya yang memiliki keunikan karena bentuknya tidak sama dengan masjid biasanya.

Bentuk Masjid Raya Medan berupa persegi delapan dengan empat serambi utama di bagian depan, samping kiri dan kanan, serta bagian belakang masjid. Nah, keempat serambi tersebutdijadikan sebagai pintu masuk.

Di bagian dalam masjid terdapat 8 pilar yang berdiameter 0,60 m yang menyokong kubah utama di bagian tengah. Sedangkan, keempah kubah lainnya beada di atas keempat serambi.

Ketahuilah, sejak dibangun sampai saat ini Masjid Raya Medan belum pernah direnovasi oleh seorang pengelola  masjid. Hal tersebut dilakukan agar nilai seni dan gaya arsitektur asli dari bangunan tersebut tidak hilang.

Fakta Seputar Masjid Raya Medan

Ketahuilah seputar fakta Masjid Raya Medan yang memiliki banyak keistimewaan dan keunikan dari gaya desain bangunannya, Yuk ketahui penjelasannya di bawah ini.

  1. Bergaya Eropa dan Asia

Ketahuilah bahwa bangunan Masjid Raya Medan bergaya Eropa dan Asia yang memili perpaduan gaya antara negara India, Spanyol, dan Timur Tengah dengan ciri bangunan yang berbentuk segi delapan dengan beberapa sayap di bagian timur, selatan, barat, dan utara bangunan.

Masjid ini telah dirancang oleh seorang arsitek dari Belanda yang bernama Van Erp, tetapi proses bangunanya dilakukan oleh JA Tingdeman karena Van Erp dipanggil ke Pulau Jawa untuk proses pembangunan restorasi candi Borobudur di Jawa Tengah.

  1. Kubah Masjid Mengikuti Model Turki

Ketahuilah bahwa Kubah Masjid Raya Medan modelnya bergaya seperti Masjid Turki yang bentukannya berupa patah-patah persegi delapan. Nah, kubah utama dikelilingi oleh empat kubah lain di masing-masing beranda dengan ukuran lebih kecil.

Model kubah Turki sekarang mudah dijumpai, harga kubah masjid Turki terlihat sangat megah dengan bentuk persegi delapan sehingga masih sering digunakan.

  1. Ada Alquran Berusia Ratusan Tahun

Ketahuilah di Masjid Raya Medan terdapat Al Quran yang usianya sudah ratusan tahun, Al Quran tersebut dipajang di pintu masuk jamaah laki-laki. Nah, Al Quran terbuat dari kertas kulit tua yang dibuat di Timur Tengah meskipun usianya sudah ratusan tahun.

Meskipun, usia Al Qurannya sudah tua tetapi sampai sekarang masih mudah untuk dibaca. Tentunya, Al Quran tersebut tidak sembarangan boleh dipegang oleh setiap pengunjung karena sudah disimpan di tempat yang tidak semua pengunjung bisa memegangnya.

  1. Menjadi Ikon Kota Medan

Tentunya, Masjid Raya Medan yang berukuran besar dan luas ini menjadi salah satu ikon kota Medan. Bahkan, tidak hanya dijadikan sebagai tempat untuk beribadah saja.

Sekarang ini banyak wisatawan yang mengunjunginya sebagai salah satu tempat religi. Nah, banyak juga kegiatan keagamaan yang dilakukan di masjid ini sehingga mengundang banyak jamaah untuk mengunjunginya.

  1. Desain Bangunan Memiliki Sentuha Melayu

Ternyata bangunan Masjid Raya juga memiliki sentuhan nuansa daerah Melayu, dapat dilihat dari pintu kayu masjid yang dicat dengan warna kuning dan biru yang memiliki makna tertentu.

Ketahuilah bahwa warna kuning menyiratkan sifat Melaya karena Sultan Deli asalnya dari Melayu. Nah, di bagian pintunya terdapat ornamen Spanyol yang melengkung, sedangkan di bagian dinding-dindingnya terdapat ornamen bermotif ala India.

Dilihat dari segi bangunannya yang cukup bervariasi tak heran apabila banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya saat datang ke Medan.

  1. Memiliki Tiang Masjid yang Kokoh

Berikutnya, keistimewaan yang dimiliki oleh Masjid Raya Medan yaitu memiliki tiang masjid yang kokoh karena terbuat dari masmer asli dari negara Italia. Jumlahnya terdapat 8 tiang yang mengelilingi masjid.

Selain itu, terdapat mimbar yang digunakan di hari Jum’at dan Ramadhan untuk berkhotbah. Mimbar yang digunakan tersebut memiliki corok India.

  1. Tradisi Unik di Bulan Ramadhan

Terdapat tradisi unik di Bulan Ramadhan yang dilaksanakan di Masjid Raya Medan yaitu menyajikan Bubur Sop Anyang sebagai hidangan untuk buka puasa. Makanan tersebut merupakan makanan khas etnis Melayu yang menjadi menu makanan wajib masyarakat Medan.

Demikianlah penjelasan mengenai sejarah Masjid Raya Medan dan fakta menarik yang dimiliki masjid terbesar di Medan yang mengundang banyak jamaah dari luar daerah mengunjunginya.